Selasa, 24 Desember 2013







Surat Kecilku
 



Teruntuk Ayah dan Ibuku
Aku hanturkan ribuan terimakasih
Karena telah mengenalkan aku akan Tuhan
Walau aku belum tersadar diri untuk akrab  kepada Tuhan
Namun, aku juga masih terjaga untuk tidak lupa akan Tuhan kita

Maaf untuk ketidak selaluan aku membentangkan sajadah panjang sebagaimana engkau mengenalkan aku saat kakiku masih mungil dulu
Dan maaf untuk tidaknya aku menjadi putih bersayap layaknya harap dan doa sebagaimana engkau meminta dalam setiap nafasmu

Kepastian yang ada padaku
Tentang Tuhan
Tentang Ayah-ibuku
Aku... Masih menyembah Tuhan yang sama dengan Ayah-Ibu sembah
Dan aku... Teramat sangat menyayangi Ayah-Ibu
Walau tiada terucap dari bibirku

Jumat, 20 Desember 2013

“Kasih” & “Sayang”



Menghapus kekeringan suara-suara kesepian
dalam retan subuh…
pagi…
siang…
senja…
malam…
dan tautan perputaran waktu
kata “kasih”, akan menghanturkan nafas-nafas kehangatan hati
dan  “sayang” penyempurnaan  dalam kehangatan itu sendiri
Kenapa hanya untuk hari ini…?
bukankah dalam setiap perjalanan jarum merah kedua kata harus ada..!
Kenapa harus berbalut kain sutra…?
bukankah sesungguhnya karung adalah sebuah adegan utama..!
Kenapa harus bersorak ucapan berbunga…?
bukankah suatu yang nyata adalah kejelasan cinta..!
dan kenapa waktu untuk hari itu harus ada…?
bukankah semua sama…!
Dalam kehidupan
“kasih” & “sayang” tak pernah dilahirkan dan tak ada kepastian tentang kematian
dalam perjalan
jika penghuni fanah masih berhias hati
“kasih” & “sayang” tak akan pernah hengkang tinggalkan diri dalam kesepian

Sabtu, 07 Desember 2013

19 April 2013




Berjalan mencari

pada perhitungan waktu mundur tersisa

Masih saja bersahabat pada kekosongan

Pada pagi inginkan senja

pada senja merindu pagi

Tiada terhenti

ruang ini berputar bersembunyi

akan angin tak terkaji